Jumat, 07 September 2012

Teori mesin waktu

 

Asalamualaikum nih agan agan selama liburan lebaran 2012 dirumah gan .ngak lepas pikiran gua oleh teori relatifitas gan.gua sangat mikirin teori tersebut .yg konon kata nya jika kita ingin ke masa depan harus mempunyai mesin yg mendekati atau lebih dari kecepatan cahaya gan.tapi gua punya pemikiran lain nih gan..... skarang kan udah demokrasi .setiap orang boleh dong menyampai kan pendapat nya...makanya di blog ini gua akan mengutarakan pendapat gua gan.......
1.gua ngak setuju mengenai teori relatifitas
Karena gua fikir itu ngak masuk akal .ada salah satu artikel mengutarakan contoh teori relatif itu seperti ini  .ada seorang anak dan ibu nya yg ingin pergi ke pasar dan sesampai di pasar anak nya menunggu di depan pasar dan ibu nya masuk pasar dan mereka sudah janjian ketemu 1 jam kemudian di depan pasar setelah 1 jam si anak sudah ke lelahan menunggu ibunya .dan si ibu tidak sadar bahwa dia sudah pergi selama satu jam .....jadi feel seperti itulah yg di sebut hukum relatifitaas .mengapa?karena si ibu itu bergerak jadi waktu nya di persempit,seakan akan ia tidak sadar bahwa dia telah berpergian selama satu jam,dan si anak tadi merasakan lebih dari satu jam karena ia diam ... itu contoh relatifitas umum gan
2.ada juga yg mengutarakan efek setelah melaju kecepatan cahaya
Ada sebuah artikel yg mengutarakan bahwa jika kita melaju kecepatan cahaya kita akan merasa waktu lebih cepat sedang kan orang yg diam atau orang yg melihat kita ia merasakan waktu yg sangat lama ..contoh ada seorang kembar pangil saja a dan b
Pada umur 20 tahun si b pergi ke planet x dengan kecepatan cahaya ,sedangkan jarak bumi sampai planet x adalah 15 tahun kecepatan cahaya dan setelah sampai di planet x si b rindu dengan bumi dan balik kembali ke bumi dengan kecepatan yg sama dan sesampai di bumi si b kaget ternyata si a sudah tua dan si b masih muda ,,dan itulah contoh contoh yg mreka utarakan di dunia maya ini gan



Menurut gua....
Yg membedakan orang yg diam dan bergerak itu hanyalah feel gan.tidak ada waktu yg berbeda .sama hal nya dengan cerita nomor dua gan menurut gua itu sebenarnya usia mreka sama hanya feel dan faktor lingkungan yg mempengaruhi...menurut gua gua menyimpulkan kan materi gua ini dengan menggabungkan ilmu biologi dan fisika .contoh si b ia telah menjelajah ke planet x dengan jarak 15 tahun cahaya ,umur si b 20+15+15=50 ,,,,mengapa 15 ada dua ? karena ia perjalanan bulak balik gan .dan pasti nya mereka umur nya sama sama 50 tahun dong ,, tapi mengapa si b lebih muda...itu di sebab kan oleh faktor lingkungan ,,,menurut penelitian rusia bahwa di luar angkasa kulit sungkar mengkerut dan tidak ada bakteri pengurai disana agan agan ,,,jika kita di sana seperti membeku di dalam s..bukan masalah dingin tapi bakteri virus dan debu ti dak ada di sana gan bisa di bilang steril dari wabah biologis ,,tapi saya tidak mengatakan bahwa bebas dari wabah kimia lho karena ,,,,di sana radiasinya cukup besar,,tapi cukup ,nanti akan saya bahas di season selanjutnya aja gan ..kembali ke topik jadi bukan si b nya muda karena penjelajahan waktu tapi memang si b terlihat lebih awet muda di bandingkan si a.....

Sampai saat ini
Gua ngak mengakui atau percaya bahwa jika manusia melaju mendekati kecepatan cahaya atau lebih ,mereka akan bisa menjelajahi masa depan ,,,itu SALAH BESAR tidak ada yg instan jika ingin menjelajah waktu untuk satu tahun ke depan maka kita harus mengorban kan satu tahun waktu kita gan ,,seperti hukum newton aksi=reaksi

Mungkin itu menurut gua gan .........boleh di ambil yg baik nya gan ,,,,,,makasih wasalamualaikum .wr.wb

Sabtu, 18 Agustus 2012

Fenomena Deja Vu yang misterius




Fenomena Deja Vu yang misterius


        Pernahkah loe mengunjungi sebuah rumah untuk pertama kalinya dan tiba-tiba loe merasa familiar dengan rumah tersebut ? Atau pernahkah ngak loe  berada dalam suatu peristiwa ketika tiba-tiba loe merasa bahwa loe sudah mengalaminya walaupun loe tidak dapat mengingat kapan terjadinya peristiwa tersubut gan  ? itulah deja vu brooo.dia adalah salah satu fenomena misterius dalam kehidupan manusia atau kita bro.


"Om, saya merasakan bahwa saya pernah melakukan hal yang sama, gerakan yang sama dan lain- lain"

Suatu hari, kalimat di atas masuk ke kotak komentar di blog ini. Walaupun kalimat itu terdengar menakutkan dan misterius, tapi untuk kasus ini sepertinya saya punya jawabannya. Inilah yang disebut deja vu.

Banyak dari kita yang sudah pernah mendengar kata ini, tapi mungkin cuma  sedikit yang mengetahui artinya bro.

Definisi Deja Vu
Deja vu berasal dari kata Perancis yang berarti "telah melihat". Kata ini mempunyai beberapa turunan dan variasi seperti deja vecu (telah mengalami),deja senti (telah memikirkan) dan deja visite (telah mengunjungi). Nama Deja Vu ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Emile Boirac yang mempelajari fenomena ini tahun pada 1876.

Selain deja vu, ada lagi kata Perancis yang merupakan lawan dari deja vu, yaitu Jamais Vu, yang artinya "tidak pernah melihat". Fenomena ini muncul ketika seseorang untuk sementara waktu tidak dapat mengingat atau mengenali peristiwa atau orang yang sudah pernah dikenal sebelumnya. Saya rasa sebagian dari kalian juga sering mengalaminya.


Sebelum kita melihat mengenai deja vu, pertama, kita perlu mengetahui apa yang disebut dengan "Recognition Memory", atau memori pengenal.

Recognition Memory
Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.

Otak kita berfluktuasi antara dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollectiondan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection (pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita bertemu dengan seseorang di toko, maka dengan segera kita menyadari bahwa kita sudah pernah melihatnya sebelumnya di bus.

Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Deja Vu adalah contoh Familiarity.

Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.

Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau bau. Jadi, jika anda sering mengalami deja vu, jelas anda tidak sendirian di dunia ini.

Teori-Teori Deja Vu
Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.

Pada tulisan ini, tidak mungkin saya membahas 40 teori tersebut satu persatu. Jadi saya akan memilih beberapa teori yang saya anggap perlu diketahui. Pertama, saya akan mulai dari teori psikolog legendaris, Sigmund Freud. Tapi sebelum itu, saya ingin menunjukkan kepada kalian sebuah gambar yang sangat terkenal. Ini dia :


Foto di atas adalah foto ilustrasi "Puncak gunung es" yang terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita.Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut.Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.

Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu.

Gangguan akses memori
Sigmund Freud yang sering dijuluki sebagai bapak psikoanalisa pernah meneliti mengenai fenomena ini dan ia percaya bahwa seseorang akan mengalami Deja Vu ketika ia secara spontan teringat dengan sebuah ingatan bawah sadar. Karena ingatan itu berada pada area bawah sadar, isi ingatan tersebut tidak muncul karena dihalangi oleh pikiran sadar, namun perasaan familiar tersebut bocor keluar.

Teori Freud ini terbukti menjadi landasan bagi teori-teori yang muncul berikutnya.

Namun sebelum saya membahas teori-teori yang lain, saya ingin mengajak kalian untuk mengenal satu kata ini terlebih dahulu, yaitu "Subliminal". Subliminal berasal dari kata latin, yaitu "sub" dan "Limin atau Limen". "Sub" berarti bawah, sedangkan "Limin" berarti ambang batas. Dalam artian psikologi, subliminal berarti beroperasi dibawah sadar.

Lagi-lagi berhubungan dengan bawah sadar. Maksud saya memperkenalkan kata ini adalah untuk memahami teori di bawah ini.

Perhatian yang terpecah - teori ponsel
Seorang peneliti bernama Dr. Alan Brown pernah mengadakan eksperimen yang diharapkan bisa menciptakan ulang proses deja vu. Dalam percobaannya, ia dan rekannya Elizabeth Marsh memberikan sugesti subliminal kepada subjek penelitiannya.

Mereka menunjukkan sekumpulan foto yang menunjukkan lokasi-lokasi yang berbeda kepada sekelompok pelajar dengan maksud bertanya kepada mereka mana yang dianggap paling familiar bagi mereka. Dalam percobaan ini, semua pelajar yang diuji belum pernah mengunjungi lokasi-lokasi yang ada di foto tersebut.

Namun sebelum mereka menunjukkan foto-foto itu, terlebih dahulu mereka menayangkan sebagian foto itu di layar dengan kecepatan subliminal sekitar 10 sampai 20 milidetik. Kecepatan itu cukup bagi otak manusia untuk menyimpan informasi itu di bawah sadar, namun tidak cukup bagi para pelajar itu untuk menyadari dan menaruh perhatian padanya.

Dalam percobaan ini terbukti bahwa lokasi-lokasi pada foto-foto yang sudah ditayangkan dengan kecepatan subliminal dianggap paling familiar bagi para pelajar itu.

Eksperimen serupa pernah diadakan oleh Larry Jacobi dan Kevin Whitehouse dari Washington University. Bedanya, mereka menggunakan sekumpulan kata-kata, bukan foto. Namun hasil yang didapat sama dengan eksperimen Dr. Alan Brown.

Berdasarkan pada hasil eksperimennya, Dr. Alan Brown kemudian mengajukan sebuah teori yang disebut sebagai teori ponsel (atau perhatian yang terpecah).

Teori ini mengatakan bahwa ketika perhatian kita terpecah, maka, secara subliminal, otak kita akan menyimpan informasi mengenai kondisi di sekeliling kita namun tidak benar-benar menyadarinya. Ketika perhatian kita mulai fokus kembali, maka segala informasi mengenai sekeliling kita yang tersimpan secara subliminal akan "terpanggil" keluar sehingga kita merasa lebih familiar. Ini sama seperti bongkahan es di bawah permukaan air yang naik ke atas permukaan.

Contoh, jika kita memasuki sebuah rumah sambil ngobrol dengan orang lain, maka perhatian kita tidak akan terpaku kepada kondisi rumah itu, namun otak kita telah menyimpan informasi itu secara subliminal di bawah sadar. Ketika kita selesai ngobrol, pikiran kita mulai fokus dan informasi yang tersimpan di bawah sadar mulai muncul. Seketika itu juga kita mulai merasa familiar dengan rumah itu.

Jadi, berdasarkan teori ini, deja vu tidak berhubungan dengan kejadian di masa lalu yang telah berlangsung lama.

Memori dari sumber lain
Ada lagi teori yang lain. Teori ini percaya bahwa otak kita menyimpan banyak memori yang datang dari berbagai aspek kehidupan kita, seperti film yang kita tonton, gambar ataupun buku yang kita baca. Informasi-informasi ini kita simpan tanpa kita sadari. Sejalan dengan lewatnya waktu, maka ketika kita mengalami peristiwa yang mirip dengan informasi yang pernah kita simpan, maka memori yang tersimpan di bawah sadar kita akan bangkit kembali.

Contoh, sewaktu kecil, mungkin kita pernah menonton sebuah film yang memiliki adegan di sebuah tugu atau monumen. Ketika dewasa, kita mengunjungi tugu ini dan tiba-tiba kita merasa familiar walaupun kita tidak ingat dengan film tersebut.

Teori ini mirip dengan teori ponsel, tapi teori ini setuju bahwa deja vu berhubungan dengan kejadian yang telah berlangsung lama di masa lampau.

Teori Pemrosesan Ganda (visi yang tertunda)
Dalam banyak hal, teori-teori mengenai penyebab Deja Vu tidak berbeda jauh dari yang diajukan oleh Sigmund Freud. Namun seorang peneliti bernamaRobert Efron berusaha melihat lebih jauh kedalam mekanisme otak, bukan sekedar pikiran sadar atau tidak sadar. Walaupun sangat teknikal, teori yang diajukannya dianggap sebagai salah satu teori Deja Vu terbaik yang pernah ada.

Teori Efron ini berhubungan dengan bagaimana cara otak kita menyimpan memori jangka panjang dan jangka pendek. Ia menguji teori ini pada tahun 1963 di rumah sakit Veteran Boston. Menurutnya, respon syaraf yang terlambat dapat menyebabkan deja vu. Hal ini disebabkan karena Informasi yang masuk ke pusat pemrosesan di otak melewati lebih dari satu jalur.

Efron menemukan bahwa Lobus Temporal dari otak bagian kiri bertanggung jawab untuk mensortir informasi yang masuk. ia juga menemukan bahwa Lobus Temporal ini menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit delay antara dua transmisi tersebut.

Informasi yang masuk pertama kali langsung menuju Lobus Temporal, sedangkan yang kedua kali mengambil jalan berputar melewati otak sebelah kanan terlebih dahulu.

Jika delay yang terjadi sedikit lebih lama dari biasanya, maka otak akan memberikan catatan waktu yang salah atas informasi tersebut dengan menganggap informasi tersebut sebagai memori masa lalu.

Deja Vu - Sepertinya saya pernah menulis ini.
Tidak, saya cuma bercanda. Ini pertama kalinya saya menulis mengenai Deja Vu. Walaupun tidak menakutkan seperti fenomena Doppelganger yang juga sering dihubungkan dengan aktifitas otak, Deja Vu tetap dianggap sebagai fenomena yang luar biasa misteriusnya.

Tapi jika kalian bertanya mengenai pendapat saya, maka saya rasa Sigmund Freud telah memecahkan misterinya.