Senin, 27 Mei 2013

Bahaya Merokok

  




             Bahaya dari merokok sudah sering sekali didokumentasikan. Data dari studi yang terkini mengatakan bahwan terdapat hubungan kuantitatif antara merokok dengan berbagai penyakit jantung koroner, kanker paru, kanker usus, emfisema paru,penyakit vaskular perifer serta kematian neonatus (Dhala et al., 2004). Pada tahun 2002, diperkirakan sebanyak 4,83 juta kematian bayi prematurdisebabkan oleh merokok, dimana sebnyak 50% di negara-negara membagun (Ezzati et al., 2003).

             Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, merokok terbukti merupakan salah satu faktor resiko yang terbesar untuk mati mendadak melalui penyakit jantung koroner (PJK). Resiko terjadinya PJK ini meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok, dengan bertambahnya jumlah rokok yang dihisap per hari serta lama merokok. Terdapat penelitian telah embuktikan bahwa factor resiko merokok bekerja secara sinergis dengan faktor-faktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi terhadap tercetusnya PJK. Hal ini menyokong bahwa ,merokok mempunyai kaitan yang kuat dengan penyakit jantung dan pembuluh dara (Kusumana.2002).

             Merokok masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Dengan jumlah perokok di Indonesia saat ini mencapai 57 persen penduduk atau kurang lebih 100 juta orang, artinya kini Indonesia menduduki peringkat ke 7 dalam urutan Negara yang jumlah perokoknya paling banyak. Jumlah perokok diseluruh dunia saat ini mencapai 1.1 miliar orang. Sebanyak 800 juta orang diantaranya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Peraturan Pemerintah (PP) No 81/1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehan telah direvisi bago melindungi masyarakat dari bahaya kesehatan akibat merokok dimana tersebut mengharuskan penulis jumlah kandungan tar dan nikotin dalam setiap batang rokok. Karena itu, setiap bungkus rokok kini harus ditulis bahaya nerokok  terhadap kesehatan. Misalnya, sakit jantung, paru-paru dan gangguan kehamilan (Health Today, 2003).

             Golongan yang didapati paling banyak merokok adalah golongan dewasa muda. Indonesia juga cetak rekor baru, yakni jumlah prokok remaja tertinggi di dunia. Sebanyak 13,2 persen dari total keseluruhan remaja di Indonesia adalah perokok aktif  (Republika, 2005). Mahasiswa juga tidak terkecuali dari termasuk dalam golongan yang merokok ini. Termasuk  juga mahasiswa yang belajar di Fakultas Kedokteran. Walaupun mahasiswa kedokteran mempelajari tentang bahaya merokok. Ini akan menjadi masalah kepada mereka pada masa yang akan dating sebagai tenaga kesehatan karena mereka seharusnya menunjukkan  contoh yang baik kepada pasien untuk menjalani cara hidup yang sehat.

              Nah mungkin sekian dari saya semoga bermanfaat bagi pembaca :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar